Minggu, 24 April 2016

Laporan Review Film "Tanah Surga... Katanya"

Laporan Review Film “Tanah Surga Katanya”




Judul                     : Tanah Surga Katanya
Sutradara              : Herwin Novianto
Produser               : Bustal Nawawi
Penulis Skenario  : Danial Rifqi
Nama Pemain      :1. Osa Aji Santosa                 Salman
                              2. Fuad Idris                          Hasyim (kakek salman)
                              3. Ence Bagus                       Haris (ayah salman)
                              4. Astri Nurdin                     Astuti (guru)
                              5. Muhammad Rizky            Lized
                              6. Harmonika                       Ibu tiri
                              7. Norman Akyuwen           Gani (kepala desa)
                              8. Ringgo Agus Rahman     dr. Anwar
                              9. Tissa Biani Azzahra         Salina (adik salman)
                             10. Luqyaanaa Audrei S        Ani
Tanggal Rilis        : 15 Agustus 2012


Tanah Surga Katanya merupakan sebuah film yang bertema nasionalisme. Yang menceritakan kehidupan seorang anak laki-laki bernama Salman (Osa Aji) yang tinggal bersama kakek, ayah dan adiknya di daerah pelosok desa Kalimantan Barat. Kakeknya yang bernama Hasyim (Fuad Idris) merupakan mantan sukarelawan konfrontasi Indonesia dengan Malaysia pada tahun 1965, istrinya sudah meninggal dunia dan dia memutuskan untuk tidak menikah lagi. Ayah salman Haris (Ence Bagus) yang juga seorang duda yang membuka usaha di Malaysia dan memutuskan untuk menikahi wanita Malaysia dan berpindah kewarganegaraan menjadi warga negara Malaysia.
Kehidupan Salman dan kakek Hasyim yang serba susah tidak membuat keduanya putus asa dan mengikuti jejak ayah salman untuk pindah ke Malaysia. Kakek Hasyim memiliki jiwa nasionalisme yang sangat besar terhadap Negara Indonesia, beliau juga selalu menceritakan pengalamannya pada saat konfrontasi Indonesia – Malaysia kepada cucunya salman dan salina agar mereka memiliki jiwa nasionalisme yang besar. Karena sangat kurangnya perhatian dari pemerintah Indonesia terhadap daerah tersebut, mengakibatkan seluruh keperluan yang dibutuhkan masyarakat semuanya di beli di Malaysia dengan menggunakan mata uang ringgit bukan rupiah, dan mata uang yang banyak beredar juga mata uang ringgi. Anak-anak didaerah perbatasan itu juga banyak yang tidak tahu lagu kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia Raya.
Hingga suatu saat penyakit yang di derita kakek hasyim bertambah parah dan mengharuskannya untuk dibawa ke rumah sakit di kota. Namun karna keadaan ekonomi yang kurang akhirnya salman bekerja keras mencari uang untuk dapat membawa kakek hasyim ke rumah sakit. Namun takdir berkata lain ketika salaman sudah mendapatkan uang untuk membawa kakeknya ke rumah sakit kakeknya meninggal dunia di negri yang selama ini selalu ia bela yang katanya adalah tanah surge namun tidak baginya yang selama ini hidup dalam kesengsaraan.
Kelebihan dari film ini adalah dapat menanamkan jiwa nasionalisme dalam diri rakyat Indonesia. Tema nasionalisme yang diangkat dituangkan tanpa ada adegan pertumpahan darah. Selain itu film ini secara tidak langsung memberikan sindiran kepada pemerintah Indonesia untuk lebih memperhatikan kondisi di perbatasan. Namun pengambilan gambar yang kurang maksimal dan tidak menampakkan keindahan SDA yang ada di Indonesia.
         

                              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar